Makna Konektivitas dlm Kehidupan Sehari-hari

Penulis teringat beberapa tahun lalu ada anggota keluarga yang bertanya begini : "Kok susah ya men-transfer file mp3 dari ponselku ke ponselmu via Bluetooth? ". Pada saat itu belum begitu banyak orang yang saling berkirim data (business card, photo, video atau musik) via ponsel, lantaran belum banyak orang yang memanfaatkan MMS via GPRS. Bahkan seingat penulis, begitu banyak orang yang kebingungan bagaimana cara mengaktifkan GPRS di ponsel mereka! Jadi pertanyaan semacam itu masih terasa sophisticated.

Saat ini ponsel pintar (smart phone) telah dipersenjatai dengan fitur konektivitas (connectivity) yang tidak hanya mendukung GPRS/EDGE tetapi juga 3G/3.5 G (UMTS/HSPDA). Konektivitas yang sering diterjemahkan secara salah sebagai "sambungan" merupakan aktivitas atau fungsi yang dimiliki suatu alat untuk melakukan komunikasi atau interaksi dengan alat lain. Sederhananya suatu alat dianggap tidak atau kurang memiliki konektivitas bila tidak mampu atau kurang mampu berkomunikasi atau berinteraksi dengan sempurna dengan peralatan lain. Contoh sederhananya adalah betapa frustrasi-nya anda bila memiliki sebuah ponsel berkamera saat ingin memindahkan/men-transfer hasil foto ke alat lain (misalnya laptop) tetapi tidak bisa dilakukan mengingat ponsel tersebut tidak memiliki fitur Infra Merah (irDA), Bluetooth, atau pun USB Port (kabel data)! Maka anda harus mengirimkan foto-foto tersebut via email atau MMS ke ponsel lain baru kemudian mengupload-nya ke komputer.

Bila tadi penulis menyebutkan beberapa modus konektivitas, maka itu belum apa-apa ketika suatu hari belakangan ini seorang rekan mengajukan pertanyaan naif (silly question) : "Sekarang sudah ada belum ya ponsel yang bisa membaca data tidak hanya dari memorycard tetapi juga dari Flashdisk?". Rekan satu ini memang tergolong "Portable Person" (ber gaya hidup portable; baca tulisan sebelumnya : Portabilitas dan Gaya Hidup Masyarakat Modern) yang senang membawa-bawa data dan pekerjaan kemana-mana melalui berbagai media seperti beberapa gadget miliknya seperti ponsel dan kamera digital, beberapa keping SD Card (memory card) serta dua buah USB Flash Drive (flashdisk) dengan kapasitas masing-masing 4 GB. Data apakah gerangan yang dibawanya kemana-mana? Sangat beragam, mulai dari pekerjaan kantor dalam format office (word,power point dan spread sheet excel), beberapa bacaan dalam format pdf, koleksi foto, video dan MP3, temtunya. Ponsel mutakhir yang digunakannya sebenarnya sudah super kaya fitur karena selain mampu berkirim email, chat dan VOIP, tentunya mampu browsing ke dunia maya kapan saja. Bukan itu saja ponsel buatan eropa ini selain ber-bluetooth , USB Port dan memiliki slot memory eksternal Micro SD, juga men-support TV-out dan jack audio 3.5 mm. Artinya anda bisa menayangkan isi ponsel ke layar TV atau bahkan melakukan siaran pribadi (private transmitting) podcast atau playlist musik anda kepada khalayak. Yang terbayang dari pertanyaan rekan tersebut : betapa masnusia masa kini semakin menuntut konektivitas antar peralatan.

Jelas kan betapa rekan satu ini mementingkan konektivitas agar dirinya dapat terhubung ke mana-mana. Bila beberapa puluh tahun ke belakang seseorang yang ketinggalan membaca berita di surat kabar tentang berita hangat tertentu sudah merasa kurang konektivitas, maka sekarang ini sebagian kecil orang di kota besar sudah mulai merasa kuang "connected" bila sehari saja tidak terhubung dengan dunia maya!

Bayangkan bila si rekan tadi sampai mengalami musibah kehilangan gadget canggihnya itu, dia pasti akan stress berkepanjangan! Karena baginya konektivitas adalah segalanya. Konektivitas adalah bagian dari eksistensinya. Begitu bagian ini dicabut atau dihilangkan maka nasib-nya mirip manusia yang dicabut (di-unplugged) ala realisme dunia The Matrix! Dunia pun terasa berbeda tanpa kehadiran konektivitas! Bagaimana menurut anda?

Baca Selanjutnya ...